Gropyokan Tikus di Awal Musim Tanam
Tikus sawah merupakan hama utama tanaman padi dengan efek kerusakan yang dapat terjadi mulai dari fase persemaian, fase generative hingga fase penyimpanan di gudang, dengan kerusakan kuantitatif yaitu penurunan bobot produksi akibat dikonsumsi tikus hingga kerusakan kualitatif yaitu adanya kontaminasi kotoran maupun mikro organisme lainnya yang terbawa oleh tikus. Dalam upaya mengendalikan populasi tikus yang merugikan, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Karya Tani Desa Karanggedang melaksanakan kegiatan gropyokan tikus pada hari Minggu, 29 April 2024, di area persawahan Desa Karanggedang. Puluhan petani dan perangkat desa berkumpul untuk melaksanakan kegiatan ini.
Dalam kegiatan gropyokan tikus ini, digunakan alat tradisional berupa kompor LPG dengan corong untuk menyalurkan gas. Alat tersebut terdiri dari sebuah alat sederhana yang mirip dengan fogging. Isinya terdiri dari bubuk belerang, jerami kering, atau areng yang kemudian dibakar. Setelah itu, tuas pada kompor LPG diputar untuk menghasilkan asap. Asap tersebut kemudian dimasukkan ke dalam lubang rumah tikus sawah dan ditutup dengan tanah. Dalam waktu singkat, tikus-tikus baik induk maupun anakannya mati.
Dengan adanya kegiatan gropyokan tikus yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Karanggedang bersama dengan Gapoktan, diharapkan populasi tikus dapat terkontrol secara efektif tanpa mengorbankan keselamatan dan lingkungan. Kearifan lokal ini menjadi contoh nyata bagaimana tradisi dan pengetahuan yang diwariskan dari generasi ke generasi dapat memberikan solusi praktis dalam menghadapi permasalahan di lingkungan sekitar.
Kegiatan gropyokan tikus selain memiliki tujuan utama dalam membasmi hama tikus juga memiliki kebermanfaatan lain. Kearifan lokal ini menumbuhkan sikap gotong royong antar para petani dan sebagai ajang silaturahmi. Kegiatan gropyokan tikus memiliki dimensi moral karena pelaksanannya tidak dapat dilakukan secara individu sehingga gaya hidup gotongroyong dan tolong-menolong tergambar dalam etika kearifan lokal petani dalam pemberantasan tikus metode ini.