Sadranan Menjelang Ramadhan 1446 Hijriyah

Sadranan Menjelang Ramadhan 1446 Hijriyah

Nyadran atau Sadranan adalah tradisi yang dilakukan oleh orang jawa yang dilakukan  di bulan Sya’ban (Kalender Hijriyah) atau Ruwah (Kalender  Jawa) untuk mengucapkan rasa syukur yang dilakukan secara kolektif dengan mengunjungi makam atau kuburan leluhur yang ada di suatu kelurahan atau desa. Warga desa Karanggedang RT 001 RW 002 menyelanggarakan sadranan pada hari Jumat, 14 Februari 2025. Acara dihadiri oleh anggota DPRD Kabupaten Banyumas Bapak Andri Kusmayadi, Forkompimcam Sumpiuh, Pj Kepala Desa, Perangkat Desa, tokoh agama dan warga RT 001 RW 002 Desa Karanggedang.

Nyadran dimaksudkan sebagai sarana mendoakan leluhur yang telah meninggal dunia, mengingatkan diri bahwa semua manusia pada akhirnya akan mengalami kematian, juga dijadikan sebagai sarana guna melestrikan budaya gotong royong  dalam masyarakat sekaligus upaya untuk dapat menjaga keharmonisan bertetangga melalui kegiatan kenduri (makan bersama).

Adapun kegiatan utama adalah besik atau membersihkan makam leluhur dari kotoran dan rerumputan. Masyarakat akan saling bekerja sama dan bergotong royong untuk membersihkan makam leluhur dan keluarga masing-masing.

Ada juga prosesi ujub atau menyampaikan maksud dari rangkaian tradisi Nyadran yang dilakukan oleh pemangku adat. Tradisi ini juga diikuti dengan kegiatan doa bersama yang dipimpin oleh pemangku adat atau kyai yang ditujukan kepada roh leluhur yang sudah meninggal.

Terakhir adalah kegiatan kenduri atau tasyukuran. Masyarakat akan makan bersama di mana setiap keluarga yang mengikuti tradisi Nyadran akan membawa makanan sendiri. Makanan yang dibawa berupa makanan tradisional, baik nasi, lauk, kudapan, hingga minuman. Setelah acara

Sadranan Menjelang Ramadhan 1446 Hijriyah

Sadranan Menjelang Ramadhan 1446 Hijriyah

Related Posts

Komentar