Sistem Informasi Desa Karanggedang
Nyadran atau Sadranan
adalah tradisi yang dilakukan oleh orang jawa yang dilakukan di bulan Sya’ban (Kalender Hijriyah) atau
Ruwah (Kalender Jawa) untuk mengucapkan
rasa syukur yang dilakukan secara kolektif dengan mengunjungi makam atau
kuburan leluhur yang ada di suatu kelurahan atau desa. Warga desa Karanggedang
RT 001 RW 002 menyelanggarakan sadranan pada hari Jumat, 14 Februari 2025.
Acara dihadiri oleh Forkompimcam Sumpiuh, Pj Kepala Desa, Perangkat Desa, tokoh
agama dan warga RT 001 RW 002 Desa Karanggedang.
Nyadran dimaksudkan
sebagai sarana mendoakan leluhur yang telah meninggal dunia, mengingatkan diri
bahwa semua manusia pada akhirnya akan mengalami kematian, juga dijadikan
sebagai sarana guna melestrikan budaya gotong royong dalam masyarakat sekaligus upaya untuk dapat
menjaga keharmonisan bertetangga melalui kegiatan kenduri (makan bersama).
Adapun kegiatan utama
adalah besik atau membersihkan makam leluhur dari kotoran dan rerumputan.
Masyarakat akan saling bekerja sama dan bergotong royong untuk membersihkan
makam leluhur dan keluarga masing-masing.
Ada juga prosesi ujub
atau menyampaikan maksud dari rangkaian tradisi Nyadran yang dilakukan oleh
pemangku adat. Tradisi ini juga diikuti dengan kegiatan doa bersama yang
dipimpin oleh pemangku adat atau kyai yang ditujukan kepada roh leluhur yang
sudah meninggal.
Terakhir adalah kegiatan
kenduri atau tasyukuran. Masyarakat akan makan bersama di mana setiap keluarga
yang mengikuti tradisi Nyadran akan membawa makanan sendiri. Makanan yang
dibawa berupa makanan tradisional, baik nasi, lauk, kudapan, hingga minuman.
Setelah acara makan bersama selesai, maka selesai juga rangkaian dari tradisi
Nyadran.